Adakah disini yang seringkali merasa risih kalau dapat pesan masuk, baik via e-mail, whatsapp, direct message, dsb, yang nggak straight to the point? Apalagi kalau awalnya cuma kirim P doang, hadeuh. Mudah-mudahan sih, nggak ya😂. Karena gue yakin yang masih menggunakan gaya mengirim pesan pakai P begitu bukan orang dewasa, melainkan anak-anak (beneran anak-anak lho👦🏻👧🏼).
Well, sejauh ini gue udah nggak pernah mendapatkan inbox semacam itu, sih (cuma huruf P). Tapi ada beberapa etika dalam mengirim pesan yang baru-baru ini (obviously secara subjektif) gue sadari rasanya kurang sreg atau kurang merenah gimana gitu, serasa ada yang mengganjal.
Sejujurnya, gue kurang begitu suka dengan cara mengirim pesan yang nggak to the point, entah itu hanya dengan salam, atau manggil nama. Misalnya, benar-benar cuma "Assalamu'alaikum", nggak diiringi dengan maksud dan tujuan. Padahal, gue akan lebih menghargai dan welcome kalau pesan tersebut disampaikan langsung dengan maksud dan tujuannya. Nggak apa-apa kalau nggak mengucapkan salam, asalkan langsung ke poinnya, nggak basa basi dulu. Bahkan kalau mau pakai salam, tentu akan lebih baik—walaupun ini juga nggak harus menurut gue. Karena kuncinya adalah langsung kepada intinya, biar nggak bertele-tele. Semisal ada yang mau pinjam buku gue, bisa langsung memulai chat dengan begini; "Awl, lagi sibuk gak? Gue pinjem buku lu dong!", atau "Awl, mau tanya dong" kalau memang keperluannya hanya ingin menanyakan tentang beberapa hal. Karena gue orangnya santuy, kok. Jadi nggak perlu takut ganggu juga (kalau alasannya itu😂).
Entah sejak kapan gue mulai punya perasaan kayak gini terhadap persoalan bertukar pesan. Mungkin sejak ponsel gue pernah ada di mode rame pada suatu waktu dan gue bingung harus prioritasin chat room yang mana dulu. Oh iya, perlu gue ingatkan bahwa gue benar-benar hanya kurang suka dengan caranya, bukan orangnya. Soalnya semua orang yang nge-chat gue, udah pasti gue tahu orang baik, dan sebagian besar di antaranya memang gue kenal baik in real life😁.
Sebetulnya ini masalah preferensi aja. Seperti yang gue sebut sebelumnya, mungkin beberapa orang ada yang merasa takut mengganggu, dan takut kesannya tergesa-gesa kalau langsung to the point. Bisa dibayangkan kok, kalau maksudnya berisi pesan yang berat dan mengagetkan, si penerima pesan bisa aja shock atau malah semakin nggak senang.
"Apaan sih, udah lama nggak chatting-an tau-tau minjem duit," (misal yaa, wkwkw😉). Yah, setiap orang pasti punya preferensi yang berbeda soal ini. Ada yang risih kalau tau-tau minta dipinjemin duit, ada yang justru seneng karena nggak perlu basa basi (dan gue bagian yang ini🤣, masalah bersedia ngasih pinjem atau nggaknya kan gimana gue soalnya). Memang ada beberapa hal yang baiknya mungkin dikasih peringatan atau aba-aba dulu, nggak harus langsung inti. Tapi, again, depends on the context.
Gue juga mengerti rasanya jadi orang yang nggak bisa langsung ke pada inti dan takut ganggu leisure time yang bersangkutan, karena gue dulu termasuk golongan yang satu ini. Dulu gue pikir terlalu tergesa-gesa juga kalau gue langsung menyampaikan tujuan tanpa basa basi. Maklum, kayaknya udah tabiat orang Indonesia kudu basa basi😂. Doe gue orangnya nggak suka basa basi, still, dalam obrolan secara langsung gue masih nggak bisa menghindari kebiasaan ini hanya untuk mencairkan suasana.
Tetapi seiring berjalannya waktu, sebagai penerima pesan yang mendapatkan inbox serupa cukup sering, gue mulai merasa hal ini cukup mengganggu. Kenapa? Karena sebetulnya berpengaruh juga untuk sender yang bersangkutan, yakni gue jadi nggak bisa memprioritaskan chat dari dia. Semisal gue lagi sibuk dan ada inbox lainnya yang lebih jelas dan lebih penting, pasti gue akan prioritaskan pesan yang lebih jelas tadi, walaupun jamnya lebih telat sekian menit. Nah, yang gue takutkan dari hal ini, kalau tujuannya ternyata penting tapi nggak langsung disampaikan, gue nggak bisa langsung baca karena menganggap ada yang lebih penting dari itu—karena gue punya skala prioritas tadi dalam membalas "chat".
Gue mencoba menyetarakan hal ini seperti saat kita kirim pesan ke dosen. Selama ini, seringnya yang nge-chat duluan pasti mahasiswanya kan, karena mereka yang butuh, bukan dosen. Dan setiap kali nge-chat beliau, pasti kita langsung sampaikan apa tujuan kita, entah itu mau mengumpulkan tugas, atau mau bimbingan. Supaya ketika nanti dosen tersebut baca pesan kita, beliau bisa langsung balas dan clear, deh. Kita pun bisa segera tau jawabannya langsung. Bukan maksud gue teman-teman harus menganggap gue dosen lho ya🤣, tapi maksudnya hal semacam itu kan udah pasti otomatis terjadi. Kalau kita butuh sesuatu, supaya cepat dapat respon ya kita utarakan apa keperluan itu, biar nggak terlalu lama harap-harap cemas menunggu. However, balik lagi sih, ini masalah preferensi. Inti yang sebenarnya adalah, gue takut nggak bisa memprioritaskan pesan yang penting dari teman-teman, hanya karena nggak langsung disampaikan si maksud dan tujuan tersebut.
Soalnya nih, gue pribadi suka deg-degan duluan kalau dapet pesan dari orang yang udah lama nggak nge-chat gue. Semacam ada rasa takut kalau itu berita nggak mengenakan😅. Entah kenapa, tapi perasaan kayak gini emang real gue rasain tiap dapet pesan begitu. Terus bikin gue jadi menebak-nebak duluan, ini ada apa ya? Kenapa ya? Gue nggak ada masalah, kan? Padahal isinya mah biasa aja😂.
Karena berbagai alasan itu, sekarang otomatis gue membiasakan diri untuk nggak melakukan hal yang sama terhadap orang lain, alias langsung to the point. Misal, gue pengen catch up sama temen-temen, ya gue langsung tanya aja keberadaan mereka dan kesediaan waktu mereka, atau kalau gue mau tanya sesuatu perihal apapun, gue langsung tanyakan maksud gue.
Misalnya,
"Ne, lagi di rumah nggak? Bosen, nih, pengen main."
"Tor, aku mau tanya-tanya tentang skripsi, boleh gak?"
"Piw, lagi apa?" (nah kalau ini siasat mengirim pesan untuk yang lagi kangen sama sohib tapi gengsi bilang kangen🤣) *Paling udahannya sih gue tetep ketauan lagi nyembunyiin udang di balik batu. Nanti dijawab, "lagi rebahan nih, nape? Kangen yak?" semacam gitu lah😆
Lastly, gue nggak ada maksud untuk "memaksa" teman-teman agar sama preferensinya dengan gue, kok. Gue hanya ingin berbagi tentang apa yang menjadi keresahan gue, specifically dalam bertukar pesan. Gue juga nggak akan semata-mata membenci teman gue saat itu juga kalau pesan yang dia kirim nggak bisa langsung diutarakan, gue tetap maklum. Sebab setiap orang punya alasan dan caranya tersendiri dalam mengirim pesan, kan. Yakali kalau sampe marah-marah, egois banget dong gue😫.
Untuk teman-teman sendiri gimana, nih? Apakah ada hal yang buat kalian risih juga saat chatting atau saat nerima pesan?