Waktu terasa cepat berlalu
jengah masih dilanda lelah
padahal
tubuh telah butuh rebah
"kenapa aku melakukan ini?"
"kenapa harus
bekerja disini?"
berbagai tanya tak henti menghiasi hari
sembari menuntun kaki lewati
garasi
terpaksa menjalani rutinitas dengan masam
meski mulut tak
juga berhenti bergumam
"aku ingin berhenti"
namun henti tak kunjung tiba
sebab rutinitas telah mengaburkan
keterpaksaan
tanda tanya berganti tanda seru
"aku terlambat!"
"oh
ya ampun, aku ada janji dengan klien!"
sepertinya kita memang harus belajar dari diri sendiri agar bisa
mengerti
nyatanya tak semua hal bisa dimulai dengan hati
ada yang
dengan terpaksa hingga akhirnya terbiasa
ada yang dengan senyuman namun
berakhir tangisan
bisa jadi yang buruk bagimu menjadi berarti, pun sebaliknya
begitu.
percayalah kita selalu punya pilihan
meski pada nyatanya
berjalan menyeret paksa bukan sebuah pilihan
namun menentukan untuk
menjalani adalah bagian dari memilih
selain berkeluh "kenapa aku harus begini?"
tampaknya kita pun harus
berpikir,
"kenapa memilih?" dan,
"kenapa mau?"
bukankah
pada akhirnya menentukan langkah terburuk pun juga sebuah pilihan?