Hidup itu Penuh Kebohongan
I came up with the idea bahwa proses dalam hidup kita adalah milik kita sendiri. Kemana pun kita melangkah, apapun yang kita bawa, segala hal yang kita lalui adalah sesuatu yang hanya bisa diketahui oleh diri kita sendiri, dan juga Tuhan.
Kesedihan apa yang lo rasakan, bahkan sedalam apa rasa sedih dan sakit itu, gak akan pernah ada yang tau selain diri lo sendiri dan Tuhan.
Mau lo tinggal sendirian alias ngekost, sakit perut kelaparan sampe sakit-sakitan karena gak makan seharian, atau ngerasa hidup gak ada artinya, gak ada yang peduli sama lo, dan bisanya cuma meratap, mandangin langit-langit kamar, curhat sama Alloh, dan nangis lagi.
Hal-hal semacam itu adalah rahasia terbesar yang seringkali kita sembunyikan, bahkan kita jadikan sebuah alasan untuk berbohong di depan orang lain, karena bukan hal-hal menyengsarakan seperti itulah yang ingin kita bagikan kepada mereka.
Bukan jawaban bahwa gue sedang sakit, lemah, atau sedang ada pada titik berat dalam hidup yang ingin orangtua dan keluarga lo dengar saat mereka ingin tahu keadaan lo di luar sana. Yap, ini memang dikhususkan buat 'lo pada' yang tinggal jauh dari rumah. Karena gue pun sedang mengalami fase itu, jauh dari keluarga yang tiap hari bisa caring lo tanpa lo harus ngelakuin apa-apa sendiri, jadi gue cukup mengerti dengan keadaan itu. Sangat malah. Karena gue paham dengan kebohongan-kebohongan itu. Rasa sakit yang kita coba tutup-tutupi, yang bagi sebagian orang itu adalah pilihan yang salah. Mungkin ada di antara kalian yang berpikir kalau kita gak seharusnya membohongi mereka tentang keadaan kita. Karena orangtua, keluarga, kerabat yang gue sebut 'mereka' tadi juga berhak mengetahui setiap proses yang lo alami dalam hidup. Proses yang barangkali mengantarkan lo pada sebuah arti yang besar. At least, itu bener. Tapi gak sepenuhnya bener bagi gue. Gimana dengan orang-orang yang kehidupan keluarganya tidak sekuat itu ngedenger kisah hidup lo yang seakan-akan paling sengsara itu? Gimana dengan keadaan mereka yang secara gak langsung membuat hati teriris ketika harus denger cerita-cerita sedih lo? Ingatlah bahwa tiap orang punya pilihan mereka masing-masing. Kalau lo termasuk dari mereka yang mencoba untuk jujur, itu pilihan lo. Karena bisa jadi juga sebenernya itu satu-satunya motivasi terbesar lo buat ngelanjutin hidup.
Dan kalau bagi gue sendiri, gue adalah tipe orang yang senang menutupi semua hal sendirian. Selain karena gue gak pingin buat orangtua dan keluarga gue sedih, gue punya Alloh yang selalu mendengarkan gue. Yang jadi tempat mengadu pertama di kala gue merasa gak ada artinya hidup. Di kala gue merasa sedang kalut-kalutnya. Dengan begitu, gue gak cuma bisa mencurahkan segala isi hati yang sudah pasti Dia Ketahui, tapi gue bisa menyampaikan salam rindu buat orang-orang terkasih seperti mereka. Gue menjelaskan, bahwa gue bukan ingin mengkhianati mereka, tapi gue hanya gak ingin menyedihkan mereka. Membuat mereka berpikir betapa beratnya proses yang sedang gue lalui.
Karena sekali lagi, bukan itu semua yang ingin gue bagikan. Bukan kesedihan yang ingin gue ceritakan, tapi kelak kesedihan yang berubah menjadi bahagia. Tapi jangan lupa juga, bahwa segimana hebatnya kita, kita tetaplah manusia yang ditakdirkan untuk hidup berdampingan dengan orang lain. Gak ada salahnya kita curhat sesuatu yang udah gak bisa kita bendung sendiri, bahkan selepas 'curhat' sama Sang Pencipta, kita kadang butuh dorongan dari seseorang yang bisa mengerti dan mau mendengarkan. Lo bisa lakuin itu, and sometimes i do the same.
Ada satu hal juga yang mungkin bisa jadi tips buat kalian yang sering ngerasa kalut, jenuh, gak berarti, gak tahan dengan semua cobaan, yaitu ingatlah selalu bahwa ada berjuta-juta orang di luar sana yang punya masalah lebih besar daripada lo. Jujur, yang satu ini sangat manjur, selain bercerita kepada-Nya. Seringkali gue tiba-tiba berhenti nangis ketika sadar, bahwa gue gak seharusnya begini. Being totally like the most sad people in the world. Biasanya hal itu bisa lo dapet dari video-video renungan atau video yang isinya menceritakan kehidupan Palestinian yang sekarang banyak banget dipost di media manapun. Bahkan gue terkadang nontonin YouTube yang isinya inspirator-inspirator ternama, para influencers, diaspora dan para mualaf yang berasal dari berbagai negara, dan masih banyak hal lagi yang bisa kita jadiin semangat sekaligus renungan bahwasanya kita bukan satu-satunya orang yang diberi cobaan, dan bersyukurlah dengan kehidupan yang sedang dijalani.
Dan pada intinya, hidup itu memang benar penuh kebohongan. Dengan alasan sebaik apapun, kita tetap berbohong. Bohong pada hidup bahwa kita mampu, meski dalam hati seringkali ngeluh, "kenapa gue harus ngalamin ini?", "kenapa hidup itu gak adil?"
Berbohong juga pada orang-orang yang kita sayangi, bahwa kita baik-baik saja. Karena ada Alloh yang senantiasa menjaga kita.
Ingat bahwa Tuhan tidak akan memberi suatu ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya. Sama seperti ketika lo menghadapi UN atau tes masuk perguruan tinggi, mungkin lo akan merasa soal-soal itu sangat sulit dan gak ada jawaban yang bisa lo temuin. At least, itu bukan karena soalnya yang sulit. Tapi karena lo kurang belajar dan ngegampangin soal-soal sejenis sebelumnya. Sebenernya lo bisa ngisi semuanya, tapi lo sendiri yang mempersulit diri lo dan mengatakan pada dunia bahwa gue udah kerja keras, gue udah belajar, tapi emang susah ya mau gimana lagi! Padahal belum tentu lo udah semaksimal itu. Sama dengan hidup. Kalau Tuhan sudah memberi jalan, memberi sesuatu yang harus lo hadapi maka hadapilah. Lo harus yakin bahwa semua itu bisa lo lalui.
Dan yakinlah, di balik semua kebohongan yang lo berikan itu, sebenernya ada satu hal yang nggak pernah bisa kita bohongi. Satu hal besar yang keberadaannya justru bisa juga dirasakan oleh orang-orang. Satu hal itu adalah kebalikan dari rasa sedih itu sendiri. Meski lo gak bisa berkata dengan lantang bahwa lo sedang sedih, lo tetap bisa mengutarakan pada mereka bahwa lo sedang bahagia. Maka jangan bohongi mereka selamanya, jujurlah dengan kebahagiaan yang lo rasakan. Utamakanlah berbagi dengan mereka yang banyak lo bohongi. Termasuk rasa bahagia yang mengubah kebohongan lo itu menjadi hal baik.
0 komentar